Senin, 31 Maret 2014

Tidak Boleh Punya Atasan

paling banter adalah sahabat. demikian yang dicontohkan Nabi ketika memanggil pengikutnya-pengikutnya. Nabi tidak memposisikan para pengikutnya sebagai karyawan, murid, atau juniornya.

maka dalam melakukan apapun, jangan sampai ada orang yang menjadi penghalang cahayamu. jangan sampai ada orang yang merasa berhak atas kehidupanmu. jangan menyerahkan dirimu pada siapapun kecuali kepada penciptamu.


usahakan kemerderkaan itu. cepat atau lambat tapi mengarah kesitu. kalau kau belum menikmati hasilnya, maka anak cucumu yang akan memetik hasilnya dan meneruskan perjuangan itu.

Sabtu, 29 Maret 2014

Benar Saja Tidak Cukup

Benar saja tidak cukup. Benar harus indah. Benar itu epistemology urusannya. Tapi keindahan mencakup hal yang lebih inti dari manusia. Memilih berjabat tangan dari pada memukul orang adalah benar. Akan tetapi, berjabat tangan itu sendiri bisa tidak bernilai apa-apa kalau tidak dilakukan dengan indah. Artinya orang akan tersinggung jika berjabat tangan dengan orang yang mukanya mengos, tidak respect.

Mungkin itulah penyebab kenapa kebenaran dijauhi banyak orang. Karena pembawanya tidak mampu memperindah apa yang dibawakan. 


Ada seribu proposisi yang benar, tapi tidak ada keindahan di sana. Sulit orang berjalan menuju kebenaran tersebut. Aku berjalan karena keindahan. Kebenaran bukanlah hal pertama yang menjadikan segala sesuatu ada. Bahkan, jika dibandingkan dengan keindahan, kebenaran hanyalah alat untuk mencapai keindahan.


Keindahan itu adalah ketika pertemuan terjadi. Perjumpaan antara dua sesuatu yang sebenarnya satu, namun terpisah karena sebuah perjalanan. Keindahan adalah pertemuan. Benar.

Minggu, 02 Maret 2014

Bukan “Yang Terpenting”

Bukan “Yang Terpenting”

Sesuatu yang paling penting dalam hidup adalah keselamatan di hadapan Allah. Kalimat tersebut benar. Tapi konsekuensinya adalah: ada banyak hal penting, tapi yang paling penting adalah keselamatan di hadapan Allah. Wah, itu bisa jadi malah salah.


Yang benar dan yang tepat sekaligus yang indah adalah: satu-satunya hal penting adalah keselamatan di hadapan Allah. Tidak menjadi musuh Allah. Mendapat cinta Allah. Itu adalah satu-satunya hal penting.


Sekolah, ijazah, buku, dan lain-lain,,,,semua tidak penting. Tapi karna dunia ini menuntut ya sudah, aku pura-pura menganggap itu semua hal penting. Bahkan negara sekalipun, itu tidak penting. Tapi ya aku pura-pura saja menganggap semua itu penting.


Berbicara soal tuhan tidak harus berbicara nanti dan nanti, tapi sekarang dan di manapun tuhan tetap penting dan menjadi satu-satunya yang penting. Hambar terasa jika tidak tersambung dengan Dia. Aku saja yang tidak anti maksiat bisa mengerti itu.


Jadi, bukan “yang terpenting” tapi “satu-satunya” yang penting.