Minggu, 13 Oktober 2013

Kerajaan Terbesar dalam Sejarah


Kerajaan yang saya maskud di sini bukanlah kerajaan sebagaimana dipahami umunya manusia, akan tetapi kerajaan yang bernama manusia itu sendiri yang merupakan karya Tuhan yang mengagumkan. Saya akan memulainya dari fakta tubuh manusia.

Semua yang bersifat fisik adalah symbol dari sebuah makna. Dengan kata lain, makna dapat dilacak melalui sesuatu yang terlihat secara fisik/kasat mata. Tubuh manusia adalah salah satu hal yang terlihat secara fisik, sehingga kita bisa mencari makna dari tubuh manusia itu sendiri.

Kali ini mari kita mencoba memaknai fakta tubuh manusia dari sudut susunan vertikal, di mana di setiap titiknya memiliki dorongan yang berbeda-beda bahkan terkadang saling bertentangan. Sebelum melangkah lebih jauh, saya mencoba untuk mendiskripsikan empat kekuatan yang mendorong manusia untuk patuh terhadapnya. 

Pertama adalah kekuatan nalar. Dengan kekuatan ini manusia selalu terdorong untuk mencari makna kehidupan, landasan setiap tindakan, asal-usul segala sesuatu, dan menetapkan prinsip-prinsip mendasar dalam kehidupan. Seseorang yang bertindak karena kekuatan nalar yang menjadi pertimbangannya adalah kebenaran.

Kedua adalah kekuatan untuk merasa. Dengan kekuatan ini manusia terdorong untuk melakukan dan mendapatkan sesuatu yang dicintai dan menjauhi sesuatu yang dibenci. Pertimbangan kekuatan rasa ini bukanlah kebenaran melainkan keindahan.

Ketiga adalah dorongan perut. Dorongan perut ini memiliki spectrum yang luas dan tidak hanya persoalan makan dan kenyang. Segala sesuatu yang bernilai kepuasan inderawi/fisik bias dikaitkan dengan dorongan perut.

Keempat adalah dorongan seksual.

Sekarang mari kita perhatikan, keempat kekuatan tersebut memiliki tempat dalam tubuh kita. Dan keempatnya tersusun dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Sebenarnya susunan tersebut merupakan symbol kepemimpinan.

Dengan kata lain, kepemimpinan yang ideal adalah ketika yang paling atas mampu mengarahkan yang ada di bawahnya. Misalnya, kekuatan nalar yang letaknya di kepala, mampu mengendalikan gejolak rasa yang ada dalam dada. Begitu juga seterusnya.

Jika seorang individu mampu menjalankan kepemimpinan sesuai dengan makna yang tersirat dalam susunan tubuh tersebut, maka individu tersebut akan lebih selamat dalam mengarungi kehidupan. Dan ia lebih besar dari kerajaan mana pun yang pernah ada dalam sejarah.

Manusia-manusia yang paripurna seperti itu adalah para Nabi dan orang-orang yang senantiasa melakukan perjuangan tanpa henti dalam menyempurnakan dirinya. Dan mereka adalah kerajaan-kerajaan terbesar dalam sejarah.

Sebaliknya, orang yang terjerumus adalah yang menjadikan kelamin sebagai pemimpin perut, dan perutnya memimpin hati, sekaligus hatinya memimpin akal. Hal ini sangat terbalik dari apa susunan tubuh manusia yang merupakan symbol dari kepemimpinan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar