Sabtu, 12 Oktober 2013

Pengharaman vs Pembelajaran

Di masyarakat kita (ada yang bertanya: kita itu siapa? Saya jawab: yang merasa saja), sering terjadi pengharaman dalam berbagai macam bentuk. Yang saya maksud dengan pengharaman di sini adalah segala bentuk larangan, dari larangan merokok, judi, mencuri sampai larangan kencing di tempat-tempat tertentu.

Sebnarnya larangan dan keharusan adalah hal yang wajar dan alami dalam kehidupan manusia, karena secara naluriah manusia pasti menginginkan keselamatan dari pada kecelakaan.

Akan tetapi, satu hal yang sering dilupakan, saking seringnya dilupakan sehingga menjadi tabu dan aneh bagi para pelakunya, hal tersebut adalah PEMBELAJARAN. Silahkan saja rokok diharamkan, tapi alangkah baiknya jika mempelajari terlebih dahulu apa itu rokok, terbuat dari apa bahannya? apa hubungannya dengan para karyawan yang bekerja di pabrik rokok, dan begitu seterusnya. Ini bukan persoalan rokok, tetapi persoalan cara berpikir.

Pengharaman-dengan berbagai bentuknya-juga bisa dipahami sebagai bukti minimnya rasa keingintahuan pelaku pengharaman terhadap kehidupan. Pengharaman menyebabkan penyeragaman secara "paksa" terhadap perbedaan yang alamiah, karena dengan pengharaman tersebut akan terjadi komunikasi satu arah di tengah banyaknya individu-individu yang lahir dengan membawa bakat orisinil yang seharusnya ia kembangkan.

 Sebaliknya, pembelajaran merupakan bukti pemahaman seseorang tentang posisinya sebagai manusia yang memang dan harus terus-menerus memperbaharui dirinya setiap saat. Pembelajar yang sejati akan selalu siap untuk "menghancurkan" dirinya yang lama demi sebuah perjalanan menuju kesempurnaan. Yang tua maupun yang muda, yuk belajar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar