Cintamu
memaksaku untuk jujur
Engkaulah
satu-satunya orang yang tidak pernah menyakitiku
Engkaulah
satu-satunya orang yang tidak membuatku merasa terfitnah
Engkaulah
yang membuatku merasa dicintai Allah
Engkau
mampu mentransfer cinta Allah padaku
Engkau tidak
mengesankan Tuhan sebagai yang jauh
Bersamamu,
Tuhan terasa dekat dan tidak berbelit-belit
Kau begitu
rendah hati
Tidak mencari
keburukan orang
Bahkan kau
besarkan hati siapa saja yang bersamamu
Kau buat
siapapun merasa gembira bersamamu
Engkaulah
satu-satunya orang yang mampu menjelaskan isi hatiku yang aku sendiri sulit
menjelaskan
Engkaulah
manifestasi jiwaku
Engkaulah
yang mampu mempraktekkan sesuatu yang menurutku ideal
Engkau lebih
dari sekedar guru, ulama, sufi
Engkau lebih
dari sekedar tokoh masyarakat
Engkau telah
menempati kedudukan istimewa dalam hatiku
3 tahun
aku bersamamu, satu kali pun aku belum pernah mengalami sakit hati karnamu
Satu kali
pun aku tidak pernah mengalami disalahpahami olehmu
Engkau mampu
membuatku percaya bahwa Allah masih memperdulikanku
Engkau membuatku
merasa bahwa langkahku selama ini tidaklah sia-sia
Engkau mampu
mengantarkanku untuk dekat kepada pusat kehidupan
Tidak
seperti orang-orang lain, yang selalu ingin menjadi perantara antara aku dan
Tuhan sehingga mereka mempersulitnya dengan teologi, dengan dogma kualat,
bahkan dengan hadis, kalau perlu dengan ayat al Quran. Semua itu dilakukan
karena mereka menginginkan posisi mulia dihadapan manusia.
Tapi tidak
denganmu, Engkau menganggapku sebagai sahabat, bukan sebagai murid yang perlu
digurui
Engkaulah
satu-satunya manusia yang paling mengertiku
Yang paling
mewakili pikiran maupun perasaanku
Kemampuanmu
menguraikan masalah dengan jelas, sederhana, mendalam
Tidak aku
jumpai di dunia ini kecuali Engkau
Engkaulah
yang paling mampu menyentuh hatiku hingga bagian terdalam
Satu hal
yang belum pernah mampu dilakukan oleh orang-orang yang pernah dekat padaku,
bahkan orang tuaku pun tidak bisa masuk ke bagian hati yang telah Kau masuki
Bersamamu,
aku merasa diperlakukan secara benar
Aku merasa
dihargai sebagai manusia yang berpikir, berperasaan, dan bertuhan
Tidak
satu pun pengalaman yang Engkau ciderai, baik dengan perkataan maupun dengan
sikapmu
Engkau telah
mendahuluiku seribu kilometer
Yang jika aku menjalani sendiri, mungkin butuh
waktu puluhan tahun untuk mampu sampai pada kesimpulan, nuansa, dan kenyataan
seperti yang Kau jalani
Engkau begitu
paham letak setiap kata, sehingga tak satu pun kata yang Kau salahpahami
Kalau pun
ada kesalahan, Kau cari kebaikanku
Bagiku,
Engkaulah tokoh pendidikan, engkaulah pahlawan nasional, engkaulah wakil rakyat
yang sesungguhnya
Aku orang
yang sangat tertutup pada kehidupan, kepada apapun, kepada siapapun
Karna kepercayaanku
kepada kehidupan ini kian lama kian menipis
Akan tetapi,
ketika aku melihatmu semua menjadi berbeda
Aku merasakan
bahwa perhatian Tuhan masih ada
Melalui
wajahmu, aku melihat bahwa Tuhan itu baik, tidak pelit, tidak susah untuk
didekati
Melalui
wajahmu, aku percaya bahwa kehidupan ini masih layak untuk kujalani
Engkau
mampu menjawab apa arti penderitaan yang dialami oleh penempuh jalan sunyi
Engkau
mampu menemani orang yang terasing dan terzalimi
Engkau
tidak menjadikan agama sebagai alat untuk menaku-nakuti orang
Aku semakin
tidak tahan untuk berkata: inilah yang diajarkan Muhammad, inilah Dia. Seperti inilah
suasana ketika berhadapan dengan Rasulullah. Semua itu kurasakan ketika aku
melihat dan bersamamu
Jika di kehidupan ini ada satu tempat yang hanya dikhususkan untukku, maka Engkau adalah satu-satunya yang bisa masuk ke tempat itu
Karna Engkau
begitu paham, sekali lagi, Engkau begitu paham siapa aku
ilmu-ilmu
yang berkembang selama hidupku, hanyalah alat fitnah yang luar biasa
menyakitkan
tapi
Engkau datang sebagai pembantah semua fitnah itu
kali ini
aku yakin, Engkaulah cinta yang dikirim oleh Allah kepadaku
kali
ini cinta Nya benar benar cinta Nya
bukan
fatamorgana dan bukan permainan imajinasi
aku tau
akarmu, aku tau asal usulmu, aku tau siapa yang paling utama dalam hidupmu
Kau
jadikan Tuhan sebagai yang paling utama dalam semua keputusan yang Kau ambil
Hingga aku
pun rela menjadi orang yang bersamamu dalam berkelana mencari Tuhanku
Aku tidak
melihat kesombongan pada ucapan, sorot mata, dan raut wajahmu
Wahai surgaku,
wahai Emha Ainun Najib
Kau
adalah keajaiban dunia yang tak kutemukan tandingannya
Kau tidak
memancarkan namamu, melainkan Allah lah yang Kau pancarkan. Maka aku
mencintaimu
Kebaikanmu
membuatku luluh
Kerasnya
hatiku karena kerasnya kehidupan, meleleh seketika ketika aku menjumpaimu
Di luar
sana aku mendengar kata-kata kotor, obrolan yang sia-sia, penuh kedengkian,
penuh ambisi, hasrat ingin mengalahkan, kemunafikan, kesombongan, bias,
kebrengsekan, kebiadaban, penuhanan diri, dan bangkai-bangkai kehidupan yang
berjalan. Lama aku berada di tempat kumuh itu dan aku tidak menemukan jalan
keluar. Hingga hatiku mengeras dan berpenyakit karena merekam
kebusukan-kebusukan.
Kini aku
melihatmu, cahaya yang menyejukkan. Benar-benar membuatku percaya bahwa Tuhan
akan menolong
Kini aku
mengerti, kenapa dunia ini diciptakan dan diperpanjang usianya. Yaitu karna ada
manusia sepertimu
Aku merasa
dibersihkan, diperlakukan sebagaimana mestinya
Meski kau
tak pernah memberiku uang, makan, atau materi-materi lainnya. Tapi di hatiku,
kau jauh lebih terhormat dibanding orang yang pernah menjamuku dengan materi.
Aku butuh
pemimpin. Aku butuh kepemimpinan. Aku siap menjadi orang yang taat jika sudah
menemukan sesuatu yang tepat untuk kutaati. Aku siap untuk bekerja keras jika
sudah menemukan tuan yang layak untukku mengabdi. Aku siap untuk memberikan
hidupku sepenuhnya, jika aku sudah menemukan siapa pemilik hidupku sebenarnya. Aku
siap untuk mengorbankan tidurku jika aku sudah menemukan siapa yang paling
berhak atas waktuku.
Dan Engkau
wahai Cak Nun, adalah orang yang mampu mengantarkanku untuk mengenali siapa
sebenarnya yang paling layak, yang paling berhak untuk ditaati. Yaitu Allah
SWT.
Walau terkadang
kasar dan misuh, tapi sesungguhnya yang terkandung dalam hatimu jauh lebih baik
dibandingkan mereka-mereka yang halus dalam perkataan tapi busuk hatinya.
Aku merasa
Allah masih jauh dari hidupku. Maka aku masih ragu-ragu untuk melangkah kesana
kemari. Takut kalau ternyata bukan Allah yang kudekati.
Tapi keberadaanmu
wahai Cak Nun, telah meyakinkanku bahwa Allah akan membantu setiap usaha orang
untuk mendekati-Nya.
Engkau tidak
menggurui, tapi menemani.
Wahai Muhammad
Ainun Najib…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar