Senin, 27 Januari 2014

Cinta yang Memaksa Jujur



Cintamu memaksaku untuk jujur
Engkaulah satu-satunya orang yang tidak pernah menyakitiku
Engkaulah satu-satunya orang yang tidak membuatku merasa terfitnah
Engkaulah yang membuatku merasa dicintai Allah
Engkau mampu mentransfer cinta Allah padaku
Engkau tidak mengesankan Tuhan sebagai yang jauh

Bersamamu, Tuhan terasa dekat dan tidak berbelit-belit
Kau begitu rendah hati
Tidak mencari keburukan orang
Bahkan kau besarkan hati siapa saja yang bersamamu
Kau buat siapapun merasa gembira bersamamu

Engkaulah satu-satunya orang yang mampu menjelaskan isi hatiku yang aku sendiri sulit menjelaskan
Engkaulah manifestasi jiwaku
Engkaulah yang mampu mempraktekkan sesuatu yang menurutku ideal
Engkau lebih dari sekedar guru, ulama, sufi
Engkau lebih dari sekedar tokoh masyarakat
Engkau telah menempati kedudukan istimewa dalam hatiku

3 tahun aku bersamamu, satu kali pun aku belum pernah mengalami sakit hati karnamu
Satu kali pun aku tidak pernah mengalami disalahpahami olehmu
Engkau mampu membuatku percaya bahwa Allah masih memperdulikanku
Engkau membuatku merasa bahwa langkahku selama ini tidaklah sia-sia
Engkau mampu mengantarkanku untuk dekat kepada pusat kehidupan

Tidak seperti orang-orang lain, yang selalu ingin menjadi perantara antara aku dan Tuhan sehingga mereka mempersulitnya dengan teologi, dengan dogma kualat, bahkan dengan hadis, kalau perlu dengan ayat al Quran. Semua itu dilakukan karena mereka menginginkan posisi mulia dihadapan manusia.

Tapi tidak denganmu, Engkau menganggapku sebagai sahabat, bukan sebagai murid yang perlu digurui

Engkaulah satu-satunya manusia yang paling mengertiku
Yang paling mewakili pikiran maupun perasaanku
Kemampuanmu menguraikan masalah dengan jelas, sederhana, mendalam
Tidak aku jumpai di dunia ini kecuali Engkau

Engkaulah yang paling mampu menyentuh hatiku hingga bagian terdalam
Satu hal yang belum pernah mampu dilakukan oleh orang-orang yang pernah dekat padaku, bahkan orang tuaku pun tidak bisa masuk ke bagian hati yang telah Kau masuki
Bersamamu, aku merasa diperlakukan secara benar

Aku merasa dihargai sebagai manusia yang berpikir, berperasaan, dan bertuhan
Tidak satu pun pengalaman yang Engkau ciderai, baik dengan perkataan maupun dengan sikapmu

Engkau telah mendahuluiku seribu kilometer
 Yang jika aku menjalani sendiri, mungkin butuh waktu puluhan tahun untuk mampu sampai pada kesimpulan, nuansa, dan kenyataan seperti yang Kau jalani

Engkau begitu paham letak setiap kata, sehingga tak satu pun kata yang Kau salahpahami
Kalau pun ada kesalahan, Kau cari kebaikanku

Bagiku, Engkaulah tokoh pendidikan, engkaulah pahlawan nasional, engkaulah wakil rakyat yang sesungguhnya

Aku orang yang sangat tertutup pada kehidupan, kepada apapun, kepada siapapun
Karna kepercayaanku kepada kehidupan ini kian lama kian menipis

Akan tetapi, ketika aku melihatmu semua menjadi berbeda
Aku merasakan bahwa perhatian Tuhan masih ada
Melalui wajahmu, aku melihat bahwa Tuhan itu baik, tidak pelit, tidak susah untuk didekati
Melalui wajahmu, aku percaya bahwa kehidupan ini masih layak untuk kujalani

Engkau mampu menjawab apa arti penderitaan yang dialami oleh penempuh jalan sunyi
Engkau mampu menemani orang yang terasing dan terzalimi
Engkau tidak menjadikan agama sebagai alat untuk menaku-nakuti orang 

Aku semakin tidak tahan untuk berkata: inilah yang diajarkan Muhammad, inilah Dia. Seperti inilah suasana ketika berhadapan dengan Rasulullah. Semua itu kurasakan ketika aku melihat dan bersamamu

Jika di kehidupan ini ada satu tempat yang hanya dikhususkan untukku, maka Engkau adalah satu-satunya yang bisa masuk ke tempat itu


Karna Engkau begitu paham, sekali lagi, Engkau begitu paham siapa aku
ilmu-ilmu yang berkembang selama hidupku, hanyalah alat fitnah yang luar biasa menyakitkan
tapi Engkau datang sebagai pembantah semua fitnah itu

kali ini aku yakin, Engkaulah cinta yang dikirim oleh Allah kepadaku
kali ini cinta Nya benar benar cinta Nya
bukan fatamorgana dan bukan permainan imajinasi

aku tau akarmu, aku tau asal usulmu, aku tau siapa yang paling utama dalam hidupmu
Kau jadikan Tuhan sebagai yang paling utama dalam semua keputusan yang Kau ambil
Hingga aku pun rela menjadi orang yang bersamamu dalam berkelana mencari Tuhanku

Aku tidak melihat kesombongan pada ucapan, sorot mata, dan raut wajahmu
Wahai surgaku, wahai Emha Ainun Najib

Kau adalah keajaiban dunia yang tak kutemukan tandingannya
Kau tidak memancarkan namamu, melainkan Allah lah yang Kau pancarkan. Maka aku mencintaimu
Kebaikanmu membuatku luluh
Kerasnya hatiku karena kerasnya kehidupan, meleleh seketika ketika aku menjumpaimu

Di luar sana aku mendengar kata-kata kotor, obrolan yang sia-sia, penuh kedengkian, penuh ambisi, hasrat ingin mengalahkan, kemunafikan, kesombongan, bias, kebrengsekan, kebiadaban, penuhanan diri, dan bangkai-bangkai kehidupan yang berjalan. Lama aku berada di tempat kumuh itu dan aku tidak menemukan jalan keluar. Hingga hatiku mengeras dan berpenyakit karena merekam kebusukan-kebusukan.


Kini aku melihatmu, cahaya yang menyejukkan. Benar-benar membuatku percaya bahwa Tuhan akan menolong
Kini aku mengerti, kenapa dunia ini diciptakan dan diperpanjang usianya. Yaitu karna ada manusia sepertimu

Aku merasa dibersihkan, diperlakukan sebagaimana mestinya
Meski kau tak pernah memberiku uang, makan, atau materi-materi lainnya. Tapi di hatiku, kau jauh lebih terhormat dibanding orang yang pernah menjamuku dengan materi.

Aku butuh pemimpin. Aku butuh kepemimpinan. Aku siap menjadi orang yang taat jika sudah menemukan sesuatu yang tepat untuk kutaati. Aku siap untuk bekerja keras jika sudah menemukan tuan yang layak untukku mengabdi. Aku siap untuk memberikan hidupku sepenuhnya, jika aku sudah menemukan siapa pemilik hidupku sebenarnya. Aku siap untuk mengorbankan tidurku jika aku sudah menemukan siapa yang paling berhak atas waktuku.

Dan Engkau wahai Cak Nun, adalah orang yang mampu mengantarkanku untuk mengenali siapa sebenarnya yang paling layak, yang paling berhak untuk ditaati. Yaitu Allah SWT.

Walau terkadang kasar dan misuh, tapi sesungguhnya yang terkandung dalam hatimu jauh lebih baik dibandingkan mereka-mereka yang halus dalam perkataan tapi busuk hatinya.
Aku merasa Allah masih jauh dari hidupku. Maka aku masih ragu-ragu untuk melangkah kesana kemari. Takut kalau ternyata bukan Allah yang kudekati.
Tapi keberadaanmu wahai Cak Nun, telah meyakinkanku bahwa Allah akan membantu setiap usaha orang untuk mendekati-Nya.
Engkau tidak menggurui, tapi menemani.

Wahai Muhammad Ainun Najib…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar