Saya itu makin rugi makin
senang.
Makin disengsarakan oleh dunia,
makin terharu Tuhan sama saya.
(Kenduri
Cinta Juli 2013).
Demikianlah sikap Cak Nun
terhadap keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan. Cak Nun mengajarkan sikap
terbalik yang sangat baik untuk mendidik mental kita. Saya katakan terbalik
karena kebanyakan orang yang mengalami kerugian akan sedih dan mengeluh,
sedangkan Cak Nun tidak. Bahkan beliau sering membuat para jama’ah tertawa
meskipun yang diceritakan adalah masalah-masalah berat, seperti korupsi di
Indonesia misalnya.
Dari kata-kata Cak Nun tersebut
saya teringat satu hal, pernah ada seseorang yang bertanya “kenapa kita disuruh
bersyukur padahal kita mengalami rugi dan sakit?”. Pertanyaan tersebut
sebenarnya berpangkal pada pandangan bahwa kerugian dan keuntungan adalah dua
hal yang selalu bertentangan. Padahal-jika kita belajar dari Cak Nun-keduanya
adalah satu hal yang sama. Apa yang membuatnya sama? Yaitu nilainya dihadapan
Tuhan.
Apapun itu, kerugian atau
keberuntungan, asalkan menghasilkan kedekatan kepada Tuhan semua akan beres.
Ada point penting dalam ungkapan Cak Nun tersebut, yaitu bahwa manusia
seharusnya selalu melibatkan Tuhan dalam segala keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar