Minggu, 12 Januari 2014

Memandang Kerugian (Tasawuf Cak Nun)




Saya itu makin rugi makin senang.
Makin disengsarakan oleh dunia, makin terharu Tuhan sama saya.
(Kenduri Cinta Juli 2013).

Demikianlah sikap Cak Nun terhadap keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan. Cak Nun mengajarkan sikap terbalik yang sangat baik untuk mendidik mental kita. Saya katakan terbalik karena kebanyakan orang yang mengalami kerugian akan sedih dan mengeluh, sedangkan Cak Nun tidak. Bahkan beliau sering membuat para jama’ah tertawa meskipun yang diceritakan adalah masalah-masalah berat, seperti korupsi di Indonesia misalnya.

Dari kata-kata Cak Nun tersebut saya teringat satu hal, pernah ada seseorang yang bertanya “kenapa kita disuruh bersyukur padahal kita mengalami rugi dan sakit?”. Pertanyaan tersebut sebenarnya berpangkal pada pandangan bahwa kerugian dan keuntungan adalah dua hal yang selalu bertentangan. Padahal-jika kita belajar dari Cak Nun-keduanya adalah satu hal yang sama. Apa yang membuatnya sama? Yaitu nilainya dihadapan Tuhan.

Apapun itu, kerugian atau keberuntungan, asalkan menghasilkan kedekatan kepada Tuhan semua akan beres. Ada point penting dalam ungkapan Cak Nun tersebut, yaitu bahwa manusia seharusnya selalu melibatkan Tuhan dalam segala keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar