Jumat, 10 Januari 2014

Kenapa dan Karena





Kenapa ada kerajaan besar dan pada akhirnya hancur?

karena kahancuran pada segala sesuatu harus ada untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak hancur. Dengan kehancura, maka sesuatu yang tidak hancur/kekal akan dapat dikenali.
                                                                                       
Kenapa Ali bin Abi Thalib berdiam diri sedangkan beliau berhak menjadi pemimpin?

Karena beliau tidak berambisi kekuasaan. Kalau pun memimpin, harus tetap berdaarkan kesadaran umat (dan bukan paksaan atau dengan pencitraan diri) yang mengangkat, meskipun kepemimpinan itu adalah haknya Ali bin Abi Thalib. Beliau tidak mengorganisir masyarakat untuk menggulingkan penguasa yang ada saat itu. Sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammad Ainun Nadjib (Cak Nun) yang tidak mengorganisir jamaah Maiyah untuk menggulingkan pemerintahan saat ini. Meskipun Cak Nun sendiri tidak setuju dengan pemerintah.

Yang paling berhak menjadi pemimpin adalah yang paling memenuhi criteria. Cak Nun menjelaskan bahwa pemimpin harus memiliki criteria: Satrio Pinandito Sinisiyan Wahyu/ Seorang Satria Suci yang Terbimbing oleh Wahyu. Jika para jamaah Maiyah memiliki kepekaan, sebenarnya yang dimaksud Satrio Pinandito Sinisiyan Wahyu adalah Cak Nun sendiri. Jadi, yang berhak menjadi pemimpin adalah Cak Nun atau orang seperti Cak Nun. Akan tetapi, pemimpan yang benar-benar layak untuk menjadi pemimpin tidak akan menunjuk dirinya sebagai orang yang pantas memimpin. Jadi, mengangkat pemimpin adalah kewajiban bagi umat. Sehingga pemimpin tidak perlu lagi untuk mengangkat dirinya sendiri.

Begitulah ummah dan imamah. Keduanya adalah kerjasama, dan bukan penekanan/pemaksaan sang Imam terhadap umatnya.

Kenapa Harus Ada Kematian?

Karena manusia membutuhkan kesempurnaan. Untuk mencapai kesempurnaan, satu-satunya jalan adalah kematian.

Kesempurnaan itu seperti kendaraan yang melaju dengan kecepatan 1000 kilometer per jam. Jika seseorang sudah mempersiapkan diri untuk diseret oleh dengan kendaraan tersebut, maka ia pun akan melaju dengan cepat dan sampai tujuan dengan cepat pula. Seperti gerbong ketereta api yang diseret dengan gerbong yang paling depan.

Akan tetapi, jika seseorang tidak mempersiapkan diri, maka kecepatan 1000 kilometer itu akan terasa sangat menyiksa. Lantaran ia tidak siap melaju dengan kecepatan tersebut karena dirinya belum memiliki roda dan peralatan lainnya untuk melaju dengan cepat. Kalau pun seseorang tersebut sampai tempat tujuan, ia akan sampai dengan keadaan yang hancur berantakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar