Jumat, 10 Januari 2014

Ingin Aku Berdo'a




Menyebutkan semua kebutuhan-kebutuhanku. Berharap menjadi kenyataan secepatnya.
Tapi begitu aku berdo’a, aku ingat kepada siapa aku berdo’a.

Begitu aku berdo’a, aku ingat dengan apa aku berdo’a dan siapa tujuan akhir dari seluruh do’a-do’aku.


Ternyata aku berdo’a kepada Dzat yang sempurna. Lebih sempurna daripada terpenuhinya do’a-do’aku.

Kemudian aku berkata “dihadapan Mu, kubuang semua keinginan yang terselip dalam do’a, karna aku menemukan yang jauh lebih baik daripada terkabulnya do’a do’a itu.

Awalnya ku mencari Mu karna aku punya hajat. Engkau adalah perantara untuk tersampainya hajat. Tapi setelah aku bermunajat, ternyata aku lupa dengan hajat-hajatku.

Diaaancuk memang, (inilah syahadatku sebagai orang jawa untuk belajar kejujuran), ternyata Engkau masih jauh dari kehidupanku. Tapi aku terkadang sok kenal sok dekat pada Mu. Padahal aku masih punya kebutuhan yang belum terpenuhi, lalu buat apa aku sok menjadi penari Mu?

Jauh dan dekat  adalah makhluk Mu, sehingga Kau begitu leluasa menggunakannya kapan saja Kau mau. Kadang Kau terlihat begitu dekat saat ku mulai putus asa. Tapi kadang Kau terlihat begitu jauh saat ku mulai berharap. 

 Lalu apa artinya aku berdo’a jika tidak ada yang terkabul? Aku juga tidak mampu menuntut untuk terkabul karena setiap kali berdo’a aku lupa dengan segala kebutuhanku. Selalu begitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar