Kalian
punya uang, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya waktu, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya kendaraan, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya rumah nyaman, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya banyak kawan, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya keluarga besar, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya pekerjaan tetap, tapi kenapa bodoh?
Kalian
pernah sekolah, tapi kenapa bodoh?
Kalian
sering ikut pengajian, tapi kenapa bodoh?
Kalian
rajin ibadah, tapi kenapa bodoh?
Kalian
punya anak yang mempunyai potensi begitu dahsyat, tapi kenapa kalian bodoh?
Anak
kalian adalah generasi bangsa, umat nabi, titipan Tuhan, tapi kenapa kalian
bodoh?
Tahukah
kalian dampak apa yang terjadi pada titipan Tuhan itu, kenapa kalian tetap saja
bodoh?
Tahukah
kalian betapa hati anak kalian itu begitu hancur, merasa tidak lagi diterima di
dunia, bahkan kadang merasa tidak diterima oleh Tuhan karena perilaku kalian,
kenapa kalian teramat sangat bodoh?
Tahukah
kalian bagaimana perasaannya ketika melihat seseuatu yang dia merasa bisa melakukannya,
namun semua itu terhambat oleh kebodohan kalian?
Tahukah
kalian bahwa anak kalian itu singa hebat, tapi kalian mengkerdilkannya menjadi
kucing yang tak punya wibawa?
Tahukah
kalian bahwa akibat perbuatan kalian itu, anak kalian hingga berharap untuk
bisa reinkarnasi agar bisa menjalani kehidupan yang sama sekali baru?
Tahukah
kalian bahwa anak kalian merasa bahwa dirinya senantiasa selalu berada di
sampah sejarah?
Tahukah
kalian bahwa tindakan kalian terhapad anak di saat kecil itu menghambat dirinya
untuk berkembang sesuai dengan bakatnya?
Kalian
begitu meremehkan hal ini, kalian sangat tidak perduli dengan kenyataan AKU di
dunia ini, kalian begitu tidak mampu menangkap apa arti kehadiran AKU di sini,
kalian begitu memandang sebelah mata dan hanya membesarkan AKU setelah itu
kalian terlantarkan.
Di
saat anak kalian masih kecil, dia tak mampu berbuat apa-apa. Tahukah kalian
bagaimana perasaannya ketika kalian mengabaikannya? Sedangkan orang-orang
sekitar juga ikut mengabaikannya dan menilainya sebagai anak durhaka hanya
karna kalian marah terhadap anak kalian?
Kalian
menebar fitnah tentang Titipan Tuhan itu dengan lidah kalian, sementara lidah
Sang Titipan Tuhan itu belum mampu untuk membela diri?
Tahukah
kalian bahwa anak kalian itu merasa tertekan dalam ruangan yang buntu? Dengan pikiran
kalian, telah kalian masukkan anak kalian ke dalam sebuah botol berukuran kecil,
padahal anak kalian bagai lautan yang menyimpan banyak rahasia?
Pernahkan
kalian berpikir akibat apa yang akan diderita oleh anak kalian nanti di saat
kalian mengusir anak kalian dari rumah, di saat kalian mengatakan bahwa anak
kalian adalah setan sementara keluarga neneknya mentertawakan anak kalian karna
stress dengan kata-kata kalian itu? Pernahkah kalian rasakan apa yang dirasakan
anak kalian di saat kalian mengatakan “aku tidak ikhlas membiayai pendidikanmu”
kepada anak kalian?
Tahukah
kalian, bahwa anak kalian kini tidak lagi percaya pada dunia dan manusia, itu
sama saja kalian membesarkannya hanya untuk menjadikannya sebagai tontonan dan
setelah itu dibuang??
Kalian
baca kitab suci, kalian jalankan ritual agama, apa arti semua itu jika anak
kalian sendiri merasakan kepedihan yang besarnya melebihi langit dan bumi yang
belum pernah dirasakan oleh semua makhluk dari sejak awal manusia diciptakan
hingga kiamat nanti?
Tahukah
kalian, bahwa uang yang telah kalian keluarkan itu tidak memiliki makna
sedikitpun di tengah derita yang dialami anak kalian akibat perkataan dan sikap
kalian kepada anak kalian di saat ia sedang tumbuh?
Tahukah
kalian, bahwa derita itu kini besarnya tak memiliki batas? bahkan Tuhan pun
kuwalahan mengatasinya hingga Ia tak bisa berbuat apa-apa, Tuhan pun selalu
diam tak menjawab saat anak kalian berdo’a, meski do’anya dengan tangisan yang
bersumber dari kedalaman derita yang tak terkira?
Tahukah
kalian apa akibat perbuatan kalian itu, anak kalian merasa sendiri di jagat
yang luasnya tak terkiran ini? Ia meyakini keberadaan Tuhan namun ternyata
Tuhan pun menyerah untuk membantunya. Ia yakin kebenaran nabinya, tapi nabi
juga tak lagi sudi membantunya. Siapapun yang ia datangi selalu hanya menjadi
angin lalu semata.
Tahukah
kalian berapa berat rasa iri anak kalian melihat perkembangan orang-orang yang
seharusnya ia mampu melakukan itu semua, tapi akibat penyalahgunaan yang kalian
lakukan terhadap anak kalian itu, ia merasa dunia begitu menghimpitnya?
Wahai
orang tua yang bodoh, anak kalian yang katanya titipan Tuhan itu, kini belum
bisa memaafkan semua itu.
Pernahkan
kalian berpikir apa yang akan dialami oleh anak kalian itu? Di puncak kesakitan
itu, ia merasa bahwa Tuhan pun berbohong kepadanya. Seolah Tuhan pun ikut
memainkan dirinya seperti yang kalian lakukan padanya. Itulah yang seringkali
ia rasakan akibat perbuatan kalian.
Tahukah
kalian bahwa teriakan dan pukulan itu membuat anak kalian tak mampu lagi untuk menjadi
pribadi yang seharusnya?
Dan
tahukah kalian bahwa dalam hati anak kalian berkata: jika ada kesempatan, kan kubalas semuanya.