Senin, 25 November 2013

Hidup di Dua Alam



    1.      Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu
     Masa depan adalah sesuatu
     Maka tuhan mengetahui masa depan

            
Tuhan Maha Kuasa terhadap segala sesuatu
  Kejadian adalah sesuatu
  Maka Tuhan berkuasa untuk menciptakan kejadian

Salah satu dari segala sesuatu adalah usaha manusia
Tuhan berkuasa atas segala sesuatu
 Maka Tuhan jugalah yang sesungguhnya menggerakkan manusia untuk berusaha



     2. Tuhan memerintah manusia untuk berbuat kebaikan
   Manusia wajib taat kepada perintah Tuhan
   Maka manusia wajib berbuat baik

Pembahasan:
Dari silogisme-silogisme di atas, nomor 1 adalah alam kesadaran/pemikiran/intinya bathiniyah lah, sedangkan nomor 2 adalah alam praksis. Kesadaran manusia selalu lebih mampu mencakup secara luas tentang berbagai hal dibandingkan tindakan praksis. Misalnya: secara praksis si A menangkap koruptor, tapi secara kesadaran dia juga bisa berpikir bahwa ini semua adalah bagian dari scenario Tuhan. Memang sudah menjadi sunnatullah bahwa dunia ini ada protagonist dan antagonist.
            Pelajaran lain adalah: bahwa usaha tidak ada hubungannya dengan keberhasilan. Karena usaha seharusnay diniatkan untuk mentaati perintah Tuhan. Di sinilah manusia dituntut untuk konsentrasi pada dua alam pada waktu yang sama. Di satu sisi ia berurusan dengan masalah-masalah kehidupan sehari-hari, baik itu pekerjaan, makan karena lapar, minum supaya tidak haus, dan lain sebagainya yang intinya adalah wilayah sebab akibat. Namun di sisi lain sang manusia juga harus berpikiran bahwa semua sudah terjadi atas kehendaknya, minum dan hilangnya rasa haus adalah dua hal yang berbeda karena penghilang rasa haus bukanlah minuman, melainkan kehendak Tuhan.
            Manusia harus sadar sepenuhnya dan menerima sepenuhnya bahwa segala sesuatu sudah diatur dan diketahui Tuhan, dan tak satu pun yang berada di luar kekuasaan-Nya. Dan di sisi lain manusia wajib untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.
Jika lebih diperjelas, ada dua alam yang harus dihuni oleh manusia, yaitu alam sebab –akibat (seperti kalau haus ya minum) dan alam bukan sebab-akibat (sadar bahwa hilangnya haus bukan karena minum).
Singkat kata, sekeras apapun dalam bekerja, hati tetap tenang. Meski kaki menginjak bumi, tapi hati terkunci di genggaman Ilahi.         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar