1.
Tuhan
Maha Mengetahui segala sesuatu
Masa
depan adalah sesuatu
Maka
tuhan mengetahui masa depan
Tuhan Maha Kuasa terhadap segala
sesuatu
Kejadian adalah sesuatu
Maka Tuhan berkuasa untuk
menciptakan kejadian
Tuhan
berkuasa atas segala sesuatu
Maka
Tuhan jugalah yang sesungguhnya menggerakkan manusia untuk berusaha
2. Tuhan
memerintah manusia untuk berbuat kebaikan
Manusia wajib taat kepada
perintah Tuhan
Maka manusia wajib berbuat baik
Pembahasan:
Dari
silogisme-silogisme di atas, nomor 1 adalah alam kesadaran/pemikiran/intinya
bathiniyah lah, sedangkan nomor 2 adalah alam praksis. Kesadaran manusia selalu
lebih mampu mencakup secara luas tentang berbagai hal dibandingkan tindakan
praksis. Misalnya: secara praksis si A menangkap koruptor, tapi secara
kesadaran dia juga bisa berpikir bahwa ini semua adalah bagian dari scenario Tuhan.
Memang sudah menjadi sunnatullah bahwa dunia ini ada protagonist dan
antagonist.
Pelajaran lain adalah: bahwa usaha
tidak ada hubungannya dengan keberhasilan. Karena usaha seharusnay diniatkan
untuk mentaati perintah Tuhan. Di sinilah manusia dituntut untuk konsentrasi
pada dua alam pada waktu yang sama. Di satu sisi ia berurusan dengan
masalah-masalah kehidupan sehari-hari, baik itu pekerjaan, makan karena lapar,
minum supaya tidak haus, dan lain sebagainya yang intinya adalah wilayah sebab
akibat. Namun di sisi lain sang manusia juga harus berpikiran bahwa semua sudah
terjadi atas kehendaknya, minum dan hilangnya rasa haus adalah dua hal yang
berbeda karena penghilang rasa haus bukanlah minuman, melainkan kehendak Tuhan.
Manusia harus sadar sepenuhnya dan
menerima sepenuhnya bahwa segala sesuatu sudah diatur dan diketahui Tuhan, dan
tak satu pun yang berada di luar kekuasaan-Nya. Dan di sisi lain manusia wajib
untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.
Jika
lebih diperjelas, ada dua alam yang harus dihuni oleh manusia, yaitu alam sebab
–akibat (seperti kalau haus ya minum) dan alam bukan sebab-akibat (sadar bahwa
hilangnya haus bukan karena minum).
Singkat
kata, sekeras apapun dalam bekerja, hati tetap tenang. Meski kaki menginjak
bumi, tapi hati terkunci di genggaman Ilahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar