Bahagiaku adalah ketika bertemu dengan manusia agung. Siapakah
manusia agung itu? Ialah mereka yang menempuh hidup ini secara total tenggelam
dalam cinta. Mereka berbicara, dan pembicaraan mereka tidak sia-sia. Mereka berjalan,
dan perjalanan mereka karena menebar cinta.
Mereka mampu memperkaya diri, mampu meraih popularitas, dan
mampu menjadi penguasa, akan tetapi yang terpenting bagi mereka bukanlah itu
semua. Mereka adalah orang yang tidak mendahulukan dirinya. Mereka adalah orang
yang sadar akan siapa diri mereka. Kesadaran mereka adalah kesadaran yang
sangat mendasar dan bukan kesadaran palsu. Mereka sadar bahwa mereka adalah
ciptaan Sang Maha Pencipta.
Melihat mereka seperti melihat gerbang surga. Seakan jalan
menuju kebahagiaan sejati benar-benar terbentang hingga hati ini yakin
seyakin-yakinnya akan cahaya di akhir nanti.
Sesungguhnya, pertemuan dengan mereka adalah pemberian dari
Allah untuk orang-orang tertentu. Tidak semua orang diberikan kesempatan untuk
merasakan nikmatnya duduk bersama mereka. Allah menyeleksi dengan cara menurunkan
hujan (misalnya), dan hanya orang yang memiliki cinta terhadap kebenaranlah
yang akan diberi berkah untuk bertemu dengan manusia-manusia agung itu.
Bagaimana aku tidak bahagia bertemu denganmu wahai guruku. Engkau
memberi contoh bagaimana menyikapi kehidupan ini. Engkau melakukan perjalanan
cinta dengan penuh penderitaan.
Cak Nun. Engkau mengingatkanku pada sebuah cahaya yang sangat
dicintai Allah, yaitu Muhammad. Terimakasih guru…salam cinta dari muridmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar