Judul dari
tulisan ini adalah sebuah pertanyaan. Kenapa demikian? Karena pertanyaan adalah
satu-satunya jawaban untuk menjawab pertanyaan “kenapa begini dan kenapa
begitu”. Masalah yang paling mendasar dari sebuah permasalahan adalah
pengertian. Kenapa ada pihak yang bertengkar, saling menghancurkan, atau bahkan
melakukan perusakan, sedangkan dalam waktu yang sama pikiran sang subjek diisi
oleh wacana keagamaan? Menurut saya hal itu disebabkan oleh pengertian yang masih
mentah mengenai agama yang sudah terlanjur diyakini. Artinya, kata “agama”
tidak dicari maknanya secara mendalam, pada saat yang sama, emosi sudah
memuncak karena berbagai persoalan yang sebenarnya tidak terkait langsung
dengan masalah agama.
Pertanyaan “apa
yang dimaksud dengan agama” mempunyai daya magis untuk membuat objek (yang
ditanya) merasa malu apabila mengatasnamakan agama untuk hal-hal yang tidak
sesuai agama. Selain itu, pertanyaan tersebut mampu membuat sang objek merasa
dihantui oleh rasa bersalah. Tidak hanya itu, pertanyaan tersebut berpotensi
untuk mencegah pembakaran rumah, pembunuhan, penjarahan, dan penganiayaan
manusia. Sebenarnya ini masalah sangat mendasar, yaitu kebiasaan menggunakan
akal.
Akal adalah
karunia gratis yang jika digunakan secara maksimal akan mengemat APBN dan
menyelamatkan sumber daya alam supaya tidak dikuasai oleh segelintir orang. Jika
akal digunakan untuk bertanya “apa yang dimaksud dengan agama”, maka
pertolongan Allah akan dating kepada seseorang yang bertanya untuk mencari
kebenaran.
Oke lanjut…punya
KTP kan? Coba cek, di situ tertulis “Agama:….”, ada yang Islam, Kristen, Hindu,
Budha, Konghucu, dan Katolik. Dalam KTP, agama menjadi identitas. Jika dijelaskan
secara panjang lebar agama dalam KTP adalah sebuah eksistensi yang berpengikut,
memiliki tempat-tempat ibadah, dan tempat ibadah itu dipersempit pengertiannya
menjadi (contoh) gereja, kuil. Artinya, pengertian agama menjadi semakin
menyempit dan tidak semakin mendasar. Apa benar yang dimaksud agama adalah
organisasi atau rombongan yang memiliki pengikut dan kepercayaan berbeda-beda? Apakah
hanya sebatas itu. Apakah klaim suatu kelompok mengenai agama adalah agama itu
sendiri atau hanya pemahaman.
Tulisan ini
tidak mengarah pada jawaban apa itu agama, karena hanya sekedar ajakan kepada
diri masing-masing untuk menggunakan akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar