Bukan hidup
namanya, jika tidak terkait dengan sesuatu yang absolut. Sesuatu yang absolute itu
silahkan kau sebut sebagai apa, manusia mengenalnya sebagai Tuhan.
Kalau sesuatu yang absolut itu sudah di
afirmasi, barulah saya bisa memulai penulisan ini.
Jadi begini,
manusia itu sudah diberi jatah untuk mendapatkan kegembiraan 50% dan kesedihan
atau beban 50%. Anggaplah seperti itu. Sekarang tinggal milih, mana yang kita
habiskan lebih dahulu, kegembiraan atau beban?
Saya melihat,
menimbang, menilai, dan memutuskan bahwa kita perlu belajar pada orang-orang
yang cerdas dalam memilih. Mereka adalah orang yang dewasa dan tidak cenderung
untuk memilih bersenang-senang, melainkan mengambil jatah penderitaan untuk
dilahap terlebih dahulu.
Terserah apapun
kegiatannya, entah merenung, bekerja, belajar, dan lain-lain.
Memang benar,
terlalu banyak tertawa tanpa nilai yang terhubung dengan sesuatu yang absolut tadi,
bisa membuat orang jadi tumpul pikirannya.
Bisa dibandingkan
antara orang yang berjalan menanjak dengan orang yang sedang turun. Yang menanjak
terlihat lebih banyak mengeluarkan tenaga dibandingkan dengan yang turun. Begitulah
kira-kira perumpamaan orang-orang yang memilih menunda kesenangannya
dibandingkan dengan orang yang memilih kesenangan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar