Rabu, 11 Desember 2013

KENABIAN SEBAGAI SUMBER FILSAFAT




Manusia lahir dalam kondisi ketidaktahuan. Sejak lahir, manusia mulai mempelajari sesuatu di sekelilingnya. Manusia mulai mengenal benda-benda, suara, warna, dan orang-orang di sekelilingnya.

Kehidupan manusia adalah sebuah proses panjang untuk menyempurnakan diri, dari anak-anak kemudian tumbuh menjadi remaja, dewasa, dan seterusnya. Akan tetapi itu hanya proses fisik. Ada proses lain yang lebih substansial dari proses fisik, yaitu proses penyempurnaan jiwa. Jati diri manusia.

Dalam menilai sesuatu, seringkali terjadi kesalahan. Misalnya: siapakah yang layak untuk dijadikan idola? Dalam hal ini saja, banyak remaja-remaja yang salah dalam menempatkan figure. Maka dari itu, manusia membutuhkan bimbingan yang sempurna untuk mengantarkannya pada kesempurnaan.

Tidak lain, bimbingan yang sempurna tersebut adalah kenabian. Manusia membutukan kabar yang akurat, yang bisa dipertanggungjawabkan dan bisa membawa pada kebahagiaan yang sejati.

Kenabian juga merupakan penyeimbang dari kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kesalahan. Jika setiap manusia tidak bisa lepas dari kesalahan, maka mustahil mereka akan mampu menjadi sandaran yang benar-benar kokoh.

Dengan kata lain, bahwa kenabian adalah jawaban dari kebutuhan manusia.

Salah satu unsur naluriah manusia adalah bertanya mengenai sesuatu, menilai sesuatu, mencari sesuatu, merasa penasaran terhadap sesuatu, dan lain sebainya. Semua itu sudah terjadi sejak lama dan terwadahi oleh bidang yang bernama filsafat.
Dalam filsafatlah manusia melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.

Bagaimanakah posisi seorang Nabi (sebagai manifestasi kesempurnaan) dalam aktifitas filsafat tersebut? Tentu saja, Nabi merupakan filosof yang agung. Ini bukan berarti mereduksi Nabi sebagai hanya seorang filosof, akan tetapi salah satu peran Nabi adalah sebagai filosof.

Dengan dasar inilah maka sah jika manusia beragama mempelajari filsafat. Bahkan tidak hanya sah, melainkan sunnah. Karena berfilsafat adalah salah satu cara untuk mengikuti jejak Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar