Minggu, 08 Desember 2013

Ngomong-ngomong Filsafat Islam



Tulisan ini bersumber dari: http://www.youtube.com/watch?v=eWZVGLiBTfE  
Narasumber: Ust Husein Heryanto M. Hum

Menyimak video sambil menulis adalah keasyikan tersendiri. Berikut coretan-coretanku:

Tips mempelajari filsafat: 

    1.   Mempelajari definisinya

Secara akar kata filsafat itu artinya cinta kebijaksanaan. Kemudian diserap ke dalam bahasa Arab menjadi falsafah, Lalu para filosof muslim menemukan kata yang memiliki kesamaan makna, yaitu hikmah. Secara popular bisa dikatakan bahwa filsafat adalah sebuah upaya memahami segala sesuatu senyata-nyatanya, seradikal-radikalnya, baik Tuhan, alam, maupun manusia. 

   2.    Mempelajari sejarahnya

Sayyid Husein Nasr menulis bahwa: Al Amiri-seorang filosof Persia abad kesepuluh-, dan suhrawardi (abad 14), mengatakan bahwa filsafat sebenarnya berasal dari tradisi kenabian. Mamba’ul hikmah min misykat an-Nubuwwah. Bapak para filosof adalah Nabi Idris. Nabi pertama yang menafsirkan pesan Tuhan untuk manusia, sudah ada proses filosofis di situ.

Nah, dari Nabi Idris itulah turun ke Timur Iran Persia, India, China, Mesir. Lalu ke Barat Yunani, Romawi. 

Pytagoras (abad 6 sebelum Masehi), belajar kepada sahabat Nabi Sulaiman di Mesir, dan pernah ke Persia. Thales itu belajar pada Lukman Hakim (orang yang disebut dalam al Quran surat al Lukman). Disebut hakim karena diberi hikmah. Dialah guru pada filosof Yunani.

(ini jawaban yang menarik menurut saya karena filsafat justru bersumber dari Kenabian. Satu pandangan yang menambah kemantapan saya terhadap filsafat. Jadi, kalau membawa  filsafat itu menjadi bagian dari tradisi yang akrab di masyarakat, jangan lupa sebut “filsafat itu bersumber dari kenabian”. Ini penting untuk menghindari benturan sekaligus untuk menghidupkan rasionalitas masyarakat dalam keberagamaan). 

Ada berbagai corak keagamaan dalam Islam, ada yang politis, teologis, dan filosofis. Corak filosofis ini kurang berkembang.

Sementara itu, Syahid Murtadha Muthahhari menulis bahwa ilmu-ilmu Islam itu mencakup fiqh, ushul fiq, filsafat, logika, tasawuf.

Filsafat tidak hanya terkait dengan ilmu-ilmu Islam, bahkan bersumber dari tradisi kenabian.

   3.   Mempelajari tokoh-tokohnya

Secara ringkas bisa dikatakan: ada seorang tokoh namanya al Farabi, al Kindi = pendiri paripatetik di Islam. Ibn Sina, dokter filsuf. Suhrawardi yang membangun aliran illuminasionisme. Nasr an Din at Thusi mencoba menggabungkan antara ilmu kalam denga filsafat, seorang scientist juga. Di Andalusia ada Ibn Bajah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd. 15-16 ada Mirdamad, Mulla Shadra, Sabzawardi. 

Sebelum itu semua, sudah ada tradisi filsafat. Socrates, Plato, Aristoteles = tiga tokoh utama.

   4.    Mempelajari sistematikanya

Metafisika. Merupakan inti filsafat. Mempelajari wujud, maujud. Memahamai sesuatu sebagaimana adanya.

Epistemology. dari mana pengetahuan itu muncul, Hakikat pengetahuan, bagaimana prosesnya ada dalam jiwa kita.

Filsafat akhlak. Lebih praktis, menyangkut baik buruk.

Dalam filsafat Islam, semua itu saling terkait, metafisika, epistemology, dan akhlak. Ini berbeda dari sejarah filsafat Barat yang saling berbenturan.

Bagaimana dengan penamaan “Filsafat Islam” itu sendiri? Paling gampang jawabnya adalah bahwa filsafat Islam adalah fislafat yang dilahirkan oleh para muslim, yang percaya pada Allah, hari akhir, dan kenabian. Sekalipun ada perbedaan pemikiran antar filsuf muslim, tak satupun yang menolak ketiga hal tersebut. Itulah yang menjadi kekhasan filsafat Islam.

Semua filsuf muslim, motivasi utama adalah membuktikan keesaan Allah. Hanya saja argumennya macam-macam. Cabang-cabang filsafat Islam itu terintegrasi. Itulah karakter filsafat Islam, tidak hanya nama yang dipaksakan atau diambil dari Yunani saja.
Filsafat Islam ada yang masih hidup, ada yang sudah mati. Yang sudah mati artinya hanya menjadi sejarah, tapi tidak menjadi tradisi yang hidup. Maksudnya mempelajari filsafat hanya menghafal pemikiran-pemikrian tokoh.

Muhammad Iqbal, Murtadha Muthahhari, Baqir Shadr, adalah tokoh-tokoh yang menghidupkan tradisi filsafat Islam hingga zaman kontemporer.

Kenapa belajar filsafat Islam ngantuk? Ya karena kurikulumnya memperlakukan filsafat sebagai benda mati. Hehehe. Tanpa memahami latarbelakang pemikiran filsuf muslim. Sedangkan filsafat Barat kelihatan menarik karena membenturkan filsafat  dengan problem-problem kontemporer.

Filsafat Islam belum menjadi aktifitas kerja/cara berpikir untuk melihat persoalan zaman. 

Selain itu, anak-anak muda juga punya inferiority complex. Rendah diri ketika melihat Barat dan tidak menggali tradisi filsafat Islam. 

Jadi, yang penting adalah bagaimana filsafat Islam menjadi cara memandang persoalan. How to think, how to reason dengan basis filsafat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar