Rabu, 18 Desember 2013

Aku Punya Pertanyaan




    1.     Apakah uang itu penting?
    2.    Bagaimana uang diposisikan?

Pertanyaan itu bukan untuk dijawab, tapi hanya sebagai contoh. Karna seringkali saya melihat dan berbicara dengan orang-orang mengenai uang. 

Setiap kali saya mengutarakan pendapat mengenai bagaimana memposisikan uang, orang yang saya ajak bicara selalu berkata “uang kan penting”. Itu seringkali terjadi. Padahal saya tidak berbicara pada ranah penting dan tidaknya uang. Tapi saya bicara pada lingkup bagaimana menilai uang.

Kabar yang belum lama saya dengar dari Pak Agus Sunyoto, pengarang buku Atlas Walisongo, bahwa penyebaran Islam pada masa walisongo begitu cepat karena para wali adalah orang-orang yang suci, mereka bukan orang matre, bukan pedagang. Mereka adalah golongan Brahman. 

Pada zaman itu, orang-orang jawa memiliki penilaian bahwa golongan Brahman memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan golongan pedagang. Inilah yang saya maksud dengan bagaimana uang diposisikan.

Kabar yang menarik lagi, bahwa Islam sudah datang ke Jawa pada saat Nabi masih hidup. Akan tetapi yang datang ke Jawa adalah para pedagang. Bagi orang jawa pada waktu itu, pedagang atau orang berduit bukanlah golongan terpandang. 

Orang-orang dulu memiliki pandangan yang lebih tepat mengenai tata letak nilai. Ini bukan persoalan zaman sudah berganti, tapi karna manusia semakin malas berpikir sehingga materi menjadi tolok ukur utama dalam menilai kedudukan seseorang.

Sekali lagi, saya tidak sedang berbicara apakah uang itu penting atau tidak, tapi saya berbicara bagaimana uang itu diletakkan posisinya secara proporsional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar