Sejauh
apapun pengembaraan, sebanyak apapun referensi dari buku, apapun yang pernah
kau dengar, tetaplah untuk bisa menyaring informasi dari luar itu.
Karena
suatu saat kau harus meninggalkan semua itu. Pertanggungjawaban utamamu adalah
bagaimana kau bersikap terhadap apa yang sudah pernah sampai padamu.
Bersikaplah
adil pada semua itu.
Terutama
adalah menggali diri sendiri.
Hati-hati
dengan dunia dan para penghuninya.
Ya,
aku termasuk orang yang “jijik” melihat dunia sekarang. Ini bukan pernyataan
untuk negative/menegasikan kehidupan. Tapi justru sebaliknya, semangat untuk
mencari kehidupan dan lingkungan yang lebih baik.
Tahukah
kamu bahwa: lilin akan menerangi kegelapan. Tapi lilin itu sendiri akan masuk
dalam kategori gelap jika ada cahaya yang lebih terang darinya.
Barangkali
judul dari tulisan ini adalah karena aku melihat cahaya yang terang itu namun
tidak kujumpai dalam dunia nyata.
Jadi,
maafkan aku dunia…aku ingin hijrah. Lama aku berada dalam permainan yang kau
suguhkan. Banyak pemain-pemain yang ikut nimbrung bersamamu, ada yang
bertindik, bertatto, bersarung, berkopyah, menggendong kitab, fanatic madzhab,
suka pamer duit, suka membicarakan aib, ada yang sukanya ngajak debat,
macem-macemlah.
Aku
sudah tidak kaget dengan isu-isu apapun yang lagi gencar sekarang. Bahkan jika
dikabarkan besok kiamat pun aku tidak kaget. Bagiku itu adalah hal biasa.
Sudah
saatnya hijrah dalam arti yang sebenarnya.
Allahu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar